Sunday, February 26, 2012

,
“Honey, this may hurt you. But from what I see, he is only making excuses to leave..” | “I know, my dear. I know. I may be invisible, but I’m not blind. Even though I’m kinda making reasons to stay..”

Hidup mengajariku untuk tidak menjadi orang-orang yang menyakitiku dengan tidak melakukan hal-hal yang membuatku sakit.
Tentu saja, terkadang hidup terasa tidak adil. Mungkin karena kita masih belum mengetahui alasan-alasan dibalik rasa sakit yang kita alami. Dan mungkin, saat kita sembuh, kita menemukan alasannya dan menyadari bahwa hidup benar-benar adil.
Aku punya masalah serius dengan kesempatan. Sangat serius. Aku pernah meminta satu kesempatan pada seorang pria, tapi dia tidak memberikannya dan itu menyakitkan. Sejak saat itu, aku berpikir bahwa aku tidak boleh menjadi seperti pria itu, aku akan memberikan kesempatan bagi yang memintanya.
Dan, aku memberikannya, kepada pria-pria itu, kesempatan demi kesempatan yang berujung pada kesia-siaan.
Dan lucunya, walau aku memberikan pria-pria itu kesempatan, saat giliran aku yang memintanya, tidak pernah ada yang bersedia memberikannya.
Ya, aku dan kesempatan benar-benar punya masalah serius disini.

“Look, Honey! His FB is activated just about you and him break up. And he changes his relationship status.” | “I know, my dear. I know. I may be invisible, but I’m not blind. I know our relationship status was the reason of his FB being deactivated. I know he didn’t want his friends knew that he was in a relationship with me.”

Lalu aku menangis. Ah, tentu saja prasangka-prasangka perempuan tidak muncul begitu saja. Mereka bisa menyimpulkan, tapi tetap meminta penjelasan. Kemudian saat mereka mendapat penjelasan, mereka akan mempercayai penjelasan yang berbentuk penyangkalan. Dan pada akhirnya, hidup mencari jalan untuk membenarkan prasangka-prasangka itu. Dan yang bisa kita lakukan hanyalah berkata, “Aku tahu. Aku tahu.”
“Honey, he’s in love with another girl.” | “I know, my dear. I know. I may be invisible, but I’m not blind. I see him happy and starts to talk about love with another girl.”
Hidup itu lucu, hanya kadang aku tidak siap tertawa. Tapi rasanya lelah sekali. Lelah memberi kesempatan pria-pria untuk menyakitiku. Aku hanya ingin mencintai diriku sepenuhnya, hal yang tidak bisa dilakukan pria-pria itu. Aku ingin memberiku kesempatan untuk tidak merasa tidak dicintai lagi. Aku lelah sekali. Aku menyerah.

: “Do you hate him?”
: “Not enough to stop loving him.”
: “Are you hurt to see he falls in love to another girl?”
: “Of course. But I just wish the girl sees the best of him, and loves his flaws. That damn lucky girl is so lucky to make him falls in love with her. One of things I can’t do.”
: “So, does it mean you’re happy for him?”
: “I’m happy for him. But I’m not happy for me.”
: “Honey, are you ok?”
: “I’ll live..”

Friday, February 24, 2012

,
Kangen itu, rasanya kaya lo kebelet BaB pas lagi di atas bus yang penuh, jalanan macet, dan gak ada wc umum di sekitar lo. Bikin keringet dingin.
Kangen itu, rasanya kaya elo waktu masih sering mabok aibon. Bikin banyak bengong.

Kangen itu, rasanya kaya bulu ketek lo dicabut paksa secara diam-diam sama orang di sebelah lo. Suakit.
Kangen itu, rasanya kaya komedo di idung lo dipencentin biar keluar tapi mencetnya cuma pake tangan. Bikin perih.
Kangen itu, rasanya kaya waktu lo naksir seseorang, tapi temen lo malah nikung, dan dia gak ngerasa salah sama sekali. Bikin kesel.
Kangen itu, rasanya kaya abis makan cabe rawit lima kilo, terus bibir lo diolesin merica. Puedes.
Kangen itu, rasanya kaya anak tetangga sebelah yang lagi enak makan es krim, terus es krimnya lo embat. Bikin nangis.
Kangen itu, rasanya kaya baca twit-twit para penyair twitter. Galau gak jelas.
Kangen itu, rasanya kaya nungguin wesel yang dikirim dari kampung buat bayar uang kost, tapi gak sampe-sampe. Gelisah.
Kangen itu, rasanya kaya lo dipalak sama waria yang tiba-tiba balik jadi pria karena lo ledekin payudaranya dari busa. Deg-degan.
Kangen itu, rasanya kaya lo jalan-jalan pake celana jeans tapi gak pake celana dalem, pas kondisi lo lagi kena raja singa. Mau ngapa-ngapain gak enak.
Kangen itu, rasanya kaya mau ciuman pertama kali, tapi lo inget sebelumnya lo abis makan pete sama jengkol. Serba salah.
Kangen itu, rasanya kaya…… kaya yang lagi gue alamin sekarang. Lagi kangen,.. gak ada masalahkan?
Sekian dan terima curhatan, tapi abis itu gantian gue yang curhat. Selamat malam.





Postingan ini gue persembahkan buat:
- elo yang pacarnya lagi diluar kota, bakal lama, yang biasanya ketemu setiap hari, sekarang udah seminggu lebih belum ketemu.
- elo yang lagi LDRan.
- elo yang rumah gebetannya jauh dan terpencil.
- elo yang ngangenin pacar orang, suami/istri orang.
- elo yang ngaku-ngaku punya pacar atau gebetan.
- elo yang ngakunya punya seseorang yang dikangenin, padahal cuma khayalan.
- dan buat para dompet yang rindu diisi uang pemiliknya.

Thursday, February 23, 2012

,
Dia menunggu seseorang mengirimkan sesuatu, di bawah pohon waktu. Jemarinya ingin menyentuh tombol-tombol yang menempel pada handphonenya sendiri, tapi dia takut. (sebenarnya dia masih bingung membedakan antara rasa malu dan rasa takut.)

Konon handphone itu adalah tempat bermukim sepasang hantu yang sedang jatuh cinta.

Ketika malam, handphone itu suka mengeluarkan bunyi-bunyi piano sendiri. Lalu dia berpikir, hantu dalam handphone itu pasti sedang berdansa dengan kekasihnya.

Seorang temannya pernah marah-marah padanya. Katanya ketika temannya menelpon, dia menjawab; “Jangan ganggu aku, aku sedang mencintai kekasihku.”, padahal dia tak pernah merasa menerima telpon dari temannya itu selama seminggu terakhir ini. Dan bahkan dia hampir lupa, bahwa dia pernah punya seorang kekasih.

Dia takut, jangan-jangan hantu dalam handphone itu akan membunuhnya, seperti yang dia lihat dalam film-film. Akhirnya dia putuskan untuk menjual handphone itu. Dia tawarkan hanphone itu ke teman-temannya, tapi tak ada satupun yang berminat membeli. Lalu dia coba tawarkan handphone itu ke toko handphone bekas, tapi tak ada satu tokopun yang tertarik. Mereka bilang model handphone itu terlalu kuno.

Dia ingin membuang saja handphoe itu, namun kemudian dia ingat perjuangan beratnya dulu waktu mati-matian mengumpulkan uang untuk membeli handphone itu.

Saat dia tidur, lagi-lagi handphone itu mengeluarkan bunyi piano yang dia benci. Karena kesal, dia membuka jendela, lalu dia lemparkan handphone itu keluar. Dia sudah tak peduli lagi.

Pagi-pagi sekali, ketika dia bangun tidur, handphone itu sudah ada di sampingnya lagi. Dia berpikir, jangan-jangan yang semalam itu cuma mimpi, tapi ketika dia lihat jendela, jendelanya masih terbuka. Pasti setelah melempar handphone semalam, dia lupa menutupnya.

Sepertinya tak ada gunanya membuang handphone itu. Dia mulai berpikir untuk berdamai dengan handphonenya sendiri, dan dia tak mau berpikir macam-macam tentang handphone itu lagi.

“bip… bip… bip… bip…”. Ada sebuah panggilan masuk. Dia buru-buru mengangkatnya.

“Halo?”

“Aku akan membunuhmu.” kata suara di seberang.

“Halo, ini siapa?” dia mulai gugup.

“Aku akan membunuhmu.”

“Halo, ini siapa?” tubuhnya gemetar.

“Ini rindu.”
,
Aku bosan menyiangi angin atau menyibak dedaunan. bolehkah kita hidup tanpa tanda tanya?
Seribu tanya lebih baik dari titik. bisik angin dan dedaun selalu mengukir lengkung di titikku, mempertanyakanmu.
Buatlah aku tak jerih, jika setiap malam semisal tanda yang terus bertanya tentangmu. aku mencarimu pada tanya yang tak pernah terjawab, tak pernah usai.
Kukirim kau sebentuk koma, jika kau ingin menjeda sejenak. dan semesta, tak pernah memberiku titik untukmu.
Koma menjeda makna, memenggal maksud. dan titik? haruskah berakhir sebelum kutemukan jawaban darimu? sungguh, jangan beri aku titik.
Kita rangkai sebentuk huruf di antaranya. menjadi bait nafas yang menapaki kaki langit. Menjadi garis untuk lirik rindu.
Begitulah huruf membebat jarak yang angkuh. berpuluh sajak tak berdaya merapal rindu. Dengannya, ia menyelinap di selasela jemari.
Lalu titik kita? menguap di atas tengadah tangan, langit menukarnya menjadi rona kata yang disalin dari lengkung pelangi.
Dan kita telah paham, kata melukiskan pelangi itu di bening rindu yang kian mengabu.

Tuesday, February 21, 2012

,


I don't know where to start.
All the thing I know, it's just I have to write something. At least that's better than keeping the story all by myself.
I am selfish, don't put any attention to your words, don't wanna be threw in blame, don't wanna change for good, still flying free here and there, like a wild butterfly..
But I simply don't wanna loose you.
I don't like the feeling of loosing, I don't like the feeling of not to talk to you, I don't like the feeling of not knowing that you're okay wherever you are, I don't like the feeling of that awkward silence whenever I don't listen to your singing..

The song I attach here in this post, was the first song you sang on the phone with me, at that accoustic night event in your place.
Did you remember?
You did.
You're a memory-card if I can describe you in things.
That song, is the one that made me smile widely. Your voice is just wonderful, you know that.
That night, listening to your voice, thinking seeing your eyes shine brightly.. And I smiled widely..
It's ridiculously funny how today I cried by listening to the same song. This song.
I miss you already..

I'm sorry for all the mistakes I've done.
I'm sorry for all of those selfish things I made and shouted to you at our relationship.
Thank you for every little thing you did that made me feel very comfortable,
to every little thing that involved us in fun.
Also, for giving me a chance to be in your warmest embrace last night..
I, love you, baby.
That's all I can say.
It hurts..

Monday, February 20, 2012

,

Akan ada saatnya, kamu harus melihat dari kaca mata orang lain.

Bagaimana dunia terlihat baginya,
secerah apa pelangi untuknya,
semengagetkan apa petir dan segelap apa langit mendung menurutnya.

Kadang kamu akan merasa hidupmu tidak istimewa, biasa saja, datar, dan tidak menyenangkan.
Saat itulah kamu harus ganti kaca mata.
Observe, anaylize, then choose.
Kaca mata baru seperti apa yang akan kamu kenakan untuk membuat hidupmu terlihat berbeda.
Tidak harus dengan yang mahal, mewah, ataupun bertahtakan batu jenis apapun.
Yang sederhana dan murah pun kalau kamu nyaman memakainya, akan membuat duniamu lebih cerah dan berwarna.

Kamu, tidak harus memaksakan kehendakmu akan penglihatanmu.
Bisa jadi kaca mata orang lain dengan kesederhanaan memiliki fokus yang lebih tajam pada detail, tidak hanya garis besarnya seperti yang selalu kamu lihat saat ini.

Saya, tidak sedang mencoba untuk mengajarkan,
hanya membagi pemahaman saya terhadap apa yang pernah saya alami.
Bagi kamu yang masih belum mengerti,
saya sarankan untuk berbagi,
kaca mata seperti apa yang kelak kamu kenakan nanti,
untuk membuat hidupmu lebih berarti.
:)

Wednesday, February 15, 2012

,
Gue officially menyatakan bahwa lagu ini adalah lagu pemancing air mata kapan pun di mana pun -- sepanjang abad!

For every consumer of pain and sorrow in this world, I can only sing you this.




When you try your best, but you don't succeed

When you get what you want, but not what you need

When you feel so tired, but you can't sleep

Stuck in reverse



And the tears come streaming down your face

When you lose something you can't replace

When you love someone, but it goes to waste

Could it be worse?



Lights will guide you home

And ignite your bones
 
And I will try to fix you



And high up above or down below

When you're too in love to let it go

But if you never try you'll never know

Just what you're worth



Lights will guide you home
 
And ignite your bones
 
And I will try to fix you



Tears stream down on your face
 
When you lose something you cannot replace
 
Tears stream down on your face
 
And I...



Tears stream down on your face
 
I promise you I will learn from my mistakes
 
Tears stream down on your face
 
And I...



Lights will guide you home
 
And ignite your bones
 
And I will try to fix you 
,






apakah kau tahu

tentang satu cerita masa lalu,

dongeng lampau yang tak lagi baru?

tentang dirinya,

dirimu,

juga diriku?

tentang semua yang mengaku

maupun tidak mengaku

bahwa ia berada di bawah satu Tidak Tahu?



sebuah tanda tanya sungguh

tanpa ada bukti yang cukup ampuh



cerita tentang sebuah pohon,

yang tegak menjulang setinggi sion.

ia adalah hidup

dan hidup adalah ia,

segala yang nyata dan tidak nyata berlabuh

padanya.

cecabang lemah bergelayutan,

dengan penuh angan

pula beban.

dedaun muda,

dedaun tua,

saling mengada penuh cinta.



namun aku, kasihku,

hanya sehelai daun biru,

dengan cabang pilu yang saru,

berharap pohon melepaskanku.

berharap daun dapat berevolusi menjadi burung

dengan sejuta bebas tak terbendung.


15/2/2012
cerita ini belum lengkap,
karena daun biru hanya dapat berharap
dan belum memiliki hati yang mantap
untuk mendamba sepasang sayap
maupun sekuntum harap.

Friday, February 10, 2012

,
Aku bosan selalu berkhayal tentang kamu.
suatu saat kita Pacaran, lalu kamu melamar aku dan kita menikah.
kita menikah secara sederhana, hanya keluarga, tetangga dan sahabat-sahabat terdekat kita yang datang.
kita berbulan madu ke 2 negara pertama kita ke Swiss sesuai permintaanku dan kita ke Paris tempat yang kamu suka.
lalu setelah 1 tahun kita menikah, kita punya anak yang lucu,
Anak pertama kita laki-laki. sangat tampan seperti kamu.
saat anak pertama kita berumur 7 tahun dia punya adik. seorang perempuan. sangat manis.
beranjak dewasa anak-anak kita sangat pintar dan suaranya merdu saat bernyanyi, seperti kamu. kita bangga punya mereka.
lalu kita lihat anak-anak kita menikah.
lengkap rasanya kebahagiaan kita.

banyak khayalan aku tentang kamu.
tapi mungkin terlalu jauh untuk jadi nyata.
karena kita memang beda. bedaaa sekali :)
tapi cita-citaku (mungkin) kamu. kalau tidak tercapai, mungkin Tuhan punya rencana lain untukku :)

Wednesday, February 8, 2012

,
Kepada kamu,

Yang enggan kusebut namanya.

Yang membuatku ragu menyebutmu sayang.

Katanya, kalau cinta, kalau sayang, tidak butuh alasan. Buatku itu benar. Aku tidak punya alasan yang bisa ku jelaskan kepadamu mengapa aku memilih kamu. Kenapa aku memutuskan untuk menitipkan sebagian dari diri aku kepadamu.

Seharusnya, kamu dan aku itu jadi kita. Seharusnya, kamu dan aku itu saling melengkapi. Seharusnya, kamu dan aku itu saling menyempurnakan. Seharusnya, kamu dan aku itu satu.

Lantas, mengapa kamu dan aku jadi kita kemudian hilang?

Aku sudah kehabisan sabar. Persediaan rasaku menipis. Tanganku sudah melepaskan pegangan.

Sekarang aku berjalan sendiri. Entah sudah sejak kapan aku seperti ini. Mungkin sudah lama. Karena aku sudah lupa rasanya tertawa lepas. Sudah tidak ingat lagi seperti apa rasanya ketika mengingatmu sejenak kemudian tetiba tersenyum. Sepertinya aku sudah lama berpisah dengan bahagia.

Sekarang. Aku merasa kosong. Matahariku sudah terbenam. Lari membawa harapku.

Saat menuliskan surat ini aku tengah meringkuk dalam selimutku. Berkubang dalam pilu, bersembunyi dalam sendu.

Pagi ini dingin, terlampau dingin. Bahkan kakiku saja menggigil kedinginan di balik kaos kaki. Sama dinginnya seperti hati kamu. Hati kamu itu diselimuti lapisan es yang terlalu tebal. Membuatnya sulit berfungsi normal. Makin lama semakin beku. Sampai kamu kesulitan untuk merasa. Hingga kamu lupa caranya mencintai.

Tolong beritahu aku saat hatimu sudah mulai menghangat dan lapisan es-nya mencair.
Itupun kalau kamu bisa temukan aku.

Selamat tinggal.

Tuesday, February 7, 2012

,

See the stone set in your eyes
See the thorn twist in your side
I wait for you

Sleight of hand and twist of fate
On a bed of nails she makes me wait
And I wait without you

With or without you
With or without you

Through the storm, we reach the shore
You gave it all but I want more
And I’m waiting for you

With or without you
With or without you
I can’t live with or without you

And you give yourself away
And you give yourself away
And you give and you give
And you give yourself away

My hands are tied, my body bruised
She got me with nothing to win
And nothing else to lose

And you give yourself away
And you give yourself away
And you give and you give
And you give yourself away

With or without you
With or without you
I can’t live
With or without you

With or without you
With or without you
I can’t live
With or without you
With or without you

Sunday, February 5, 2012

,
Dear Mr. Man,
I'm a gnome
hiding in your garden...
I'm so tiny,
you can't even see me...
I'm a gnome
and you're my favourite human,
I talk about you
to the ladybugs and honey bees
all the time...

Early in the dawn
or when you're not around,
I write my love to you
with the morning dew...
I write it on your window
while holding on to your window sill...

I told story about you
to the butterfly that passed by,
told her about the first time I saw you,
about how my love pour down
from drizzle to rain...

I'm a gnome
and I like myself a lot,
tho since I saw you,
I spent quite a lot of time
wondering how it feels to be human...

Will you like me?
Will you like my red pointy hat too?

But it's okay,
as long as I can still see you
I know it's a good blissful day,
so I won't complain...
You're just 100 steps away...

I'm a gnome,
living in your garden...
I trim the bushes
and hose your flowers too...
You're my favourite human,
you make me smitten like a kitten...

Tho sometimes I wish I was a human
so I can watch TV with you
sitting side by side,
I learn to be grateful
and tell myself every day and night,
"As long as I can still see him,
all happy and alive,
I know I've been living a good gnomish life".

Hope to see you soon, Mr. Man...
I am optimistic because
your favourite movie is on HBO tonight.

Seal it with lavender scented love,
- Little Ms. Gnome-