Saturday, August 25, 2012

,

Seperti aku yang sedang memelihara anak harimau. Dia lucu, menggemaskan, dan nagih untuk terus di ajak bermain. dia jinak. dia sangat lucu atau sering aku panggil dia "unyu-unyu". Aku begitu menyayanginya. tidak ada satu hari yang terlewat untuk menjaga dan melindunginya. Kumisnya lucu, bahkan warna tubuhnya serta motif corak itu penuh estetika. raungannya manis, dan terdengar lirih di kuping. Cakaran dari kuku nya pun justru hanya membuat geli. Dan aku menikmatinya. Aku senang karena aku memeliharanya. Tapi saat dia tumbuh besar, mungkin jinak itu telah berubah menjadi buas. Raungannya yang manis nanti akan menggelegar bising dan menulikan. Perlahan, aku bukan lagi yang dia tuankan karena aku adalah mangsanya. Kapanpun bisa saja aku yang jadi santapan mengisi kosong diperutnya. Dia dengan liarnya mampu menggigit, mencabik, mengoyak-ngoyak seisi tubuhku, bahkan melumatku hingga habis tanpa sisa. Darahku hanya pemanis dari menu santapannya. Akulah yang terbuang darinya.



Aku masih di persimpangan. Bingung memilih beberapa opsi yang telah banyak orang sarankan.

Mau tetap menjaganya, dan aku akan mati sendiri olehnya. Sakit tak terperih, siksa tak terampun, dan miris yang meraya.

Atau,

Membawa dia ke kebun binatang. Biar dia tetap terurus dan terjaga. Dia akan baik baik saja sampai besar nanti. Aku tidak perlu khawatir. Aku pun masih bisa menjenguknya sekali waktu. Seminggu sekali, sebulan sekali, setahun sekali, atau kapanpun aku masih bisa bertemu. Yang berbeda, aku berada diluar rangka yang membungkusnya. Ada batas antara aku dan dia. agar dia tidak menyakitiku dan agar aku tetap bisa menjenguknya untuk sekedar tahu kabar.

Atau lainnya,

Aku melepas dia ke hutan liar. Tempatnya.. rumahnya.. alamnya.. dimana dia akan meraja membentuk sisi yang sama liar nya. Dia bebas menjadi apapun yang dia mau. Berlari, meraung, memangsa, mencabik, karena itulah hidupnya. Dan aku tidak akan menemuinya lagi. Sepenuhnya aku melepas dia berlari, menjauh, dan tidak terlihat. Masuk ke dalam hutan yang tidak mungkin aku jangkau.

Seperti itu, aku memelihara perasaan untukmu. Apa yang aku pelihara saat ini, yang aku jaga saat ini, tidak akan berbuah manis dan ranum pada akhirnya. Aku tidak mudah untuk meniadakan yang ada. Namun aku pun tidak selalu mampu menahan sakit juga perih yang menghujam ke setubuhku. Aku lelah terus di kasihani, aku lelah terus menunggu, dan aku lelah terus mengejar. Aku bukan dahan yang selamanya akan menggantung pada ranting. Kini aku telah jatuh, bukan ke bawah, tapi terbawa angin, entah kemana, yang jelas menjauh dari ranting. Aku sudah pergi dan aku pun sudah melepasmu. Tak lagi berusaha. Karena aku tahu, kamu berlari untuk dilepas bukan untuk di kejar. Dan aku belajar untuk berhenti bertanya.

Did you know, I'm just human, ya... I'm really hurting inside. All I want is to be understood so I made the choice to finally let go. I can't stand the pain. It's time to wipe the last tear away and smile again. Being with you, were taught me a lots. Thank you for everything you do to me. Thank you.
,
Sebagai orang yang akhirnya pernah jatuh cinta saya tau bagaimana rasanya jatuh cinta. Dan sungguh rasa jatuh cinta itu merupakan candu.

Berbunga-bunga. Bahagia. Senyum sendiri. Semua hal terasa indah. Karena tetiba ada seorang yang begitu perhatian. Begitu pengertian. Begitu tau tentang kita (karena mencari tau). Dan mampu menghilangkan getir-getir keraguan kita.

Jatuh cinta. Berjuta rasanya. Itu kata Oma Titiek Puspa. Ya.. ketika saya jatuh cinta saya mengalami semua hal bahagia di dunia ini. Dan serasa saya terlalu serakah mengambil semua energi kebahagian.

Rasa jatuh cinta itu candu. Candu yang membuat melayang.

Saya pernah mengatakan masa PDKT adalah masa-masa yang paling indah. Karena di situ segala keindahan dan kebahagian sajalah yang tengah ditonjolkan. Kalau bisa memilih, keinginan saya tetap sama. Yaitu PDKT untuk selamanya. Saat masalah gak pernah berhasil menjadi masalah. Saat setiap ragu mampu dihilangkan dengan aroma manis saat jatuh cinta menyapa.

PDKT adalah bagian dari jatuh cinta. Setiap kali jatuh cinta setiap kali PDKT. PDKT adalah masa-masa termanis dua insan dimabuk cinta. Saya merasakannya.

Tapi kita gak bisa terus-terusan PDKT. Kita gak bisa mencandui rasa jatuh cinta selamanya. Kita akhirnya harus menjaga cinta yang pernah kita jatuhi pada orang lain itu. Akhirnya pilihannya adalah, mencandui orang tersebut dengan cinta.



Saya. Bila terus-terusan larut akan perasaan jatuh cinta. Berarti yang saya cintai adalah cinta.  

Saturday, August 18, 2012

,
Aku bersyukur mempunyai orang yang cukup berharga untuk aku rindukan,

tetapi Hal yang menyesakkan adalah ternyata aku tidak cukup berharga untuk menjadi orang yang kamu rindukan..

Namun hal yang paling menyesakkan adalah aku tidak bisa mengatakan kepada kamu betapa aku amat merindukanmu karena kamu akan sangat marah dan menjauhi aku karena itu..

Bolehkah aku mengatakan kepada dunia betapa aku merindukanmu?

Dan bolehkah aku mengakui kepada dunia betapa bodohnya aku merindukanmu?

Karena tidak peduli apa pun yang kamu katakan, kata-katamu tidak cukup besar untuk menutupi rasa kangenku,tidak cukup tajam untuk menyayatnya, dan tidak cukup kuat untuk menghancurkannya..

Malam ini sepi begitu gelap dan kelam Malam ini dingin, dingin yang membekukan..
Beku rusukku..
Kering hatiku..
Tak terasa air membasahi pipiku..
Dimana kah kamu? Aku mencari sosokmu.
Karena mentarimu lah. Pengisi relung hatiku. Penghangat hatiku Apa kau dengar? Seruan tangisanku menggema.
Panggilku padamu terngiang. Dalam bisu kumeratap. Dalam hening kumemanggil.
Rinduku padamu tak terukur. Kasihku padamu tak terlukiskan. Bukan dengan kata. Bukan dengan pelukkan.. Tanpa kata tanpa aksi Tak terutarakan Besarnya rinduku padamu

Friday, August 17, 2012

,
Sudah berapa lama kau hidup? Sudah berapa banyak hal kau lihat? Bagaimana hidupmu selama ini? Indah-indah saja, alhamdulillah? Atau sedikit pedih? Atau kau rasa pedih bukan kepalang? Oh, yakin? Yakin kepedihanmu itu yang paling pedih?

 ***

Kau selalu bersyukur dengan hidupmu yang senantiasa indah. Masa kecil yang bahagia dengan orang tua yang penuh cinta. Segala kebutuhan yang tercukupi. Kebahagiaan yang kau anggap sempurna. Jalan yang serba mulus. Entah kau pernah mengenal yang namanya duri, atau tersandung batu.

Maka dengan begitu ringan kau memandang miring pada orang-orang yang kau pikir berlaku miring. Nyinyir. Mencibir. Mencaci. Memaki. Mengutuk. Kau hanya tahu di matamu itu keliru. Tak pernah mencoba menyelami kenapa. Tak pernah ingin tahu ada apa di balik cerita.

 ***

Sudah berapa lama kau hidup? Sudah berapa banyak kau lihat? Tunggu sampai kau temukan kepahitan yang selama ini kau merasa kebal atasnya. Hingga nanti kau dapati, kau akan mengunyah lidahmu sendiri.

Saturday, August 11, 2012

,
Tidak ada yang berubah dari satuan waktu secara matematis. Hanya relativitas psikologis yang membuatnya jadi bervariasi. Semenit tetap 60 detik. Sehari masih 24 jam. Tapi kita ingin merubah waktu sesuai kepentingan kita.

Mungkin kita inginkan buka puasa lebih cepat padahal kita sudah tahu jadwalnya. Kita ingin nilai segera keluar padahal kita sudah tahu kurang seminggu tidak dapat dimajukan dan tanggal pengisian KRS tidak mungkin dimundurkan.

Kita tidak sabar kita nantikan THR. Waktu seolah lamban berjalan.

Kita merasa sayang takut kehilangan kesempatan ketika rindu masih melekat harus berpisah seakan waktu tidak ramah pada hati yang sedang berbunga.

Kita tak pernah sepenuhnya sadar akan perjalanan waktu tapi ingin selalu mengontrolnya. Ingin cepat ketika tidak sabar. Ingin lambat ketika nikmat masih menjalar. Tahu-tahu setiap tahun kita sadar bertambah usia padahal banyak keinginan belum terwujudkan.
,





Dear Blue..

kemarin malam aku sempat sekarat oleh rindu tak berkesudahan.

berharap hari ini atau malam ini menimbun kekuatanku bertemu denganmu.

jangan kabur dalam ragu.

mari bertemu di sudut mana pun kala rindu semakin ingin kumuntahkan.

ini sudah lebih dari seminggu mata kita kosong oleh makna rindu.

aku sebenarnya tak peduli kamu merindu atau apa lah sekarang.

yang jelas, aku mantab merapal kesekian bait rasa kangen yang sudah hhhh lama sekali ini.

kamu di mana?

hampir tenggelam di muara kekecewaan dan putus asa menunggu di dekat titik dudukmu.

atau kali ini kamu bercinta bersama perasaanmu yang lain mengagumi entah siapa.

ah, ingin marah pada matahari yang panasnya melebihi kegundahanku menunggumu di sini.

titik dudukmu itu masih kosong.

mengunyah rasa pahit di lidah yang kelu beku memaksa menyebut namamu. aku tidak tahu namamu.

siapa kamu? di mana kamu?

ini rasanya rindu tak karuan karena terjepit rasa ingin tahu dan kekesalan menunggu dan menertawakan kebodohanku sendiri.

iiihhh.. kamu itu apa rasanya saat kusentuh. saat kubelai rambutmu yang gontai berterbangan. saat aku meneliti matamu yang membuat hatiku bergolak. ah.. kamu pasti nikmat...

senikmat aku galau oleh rasa sakit menahan rindu.

tubuhku basah oleh hentakan gelombang pasang ditambah angin malam yang menangisi keberadaanmu.

aku muntahkan saja rindu ini ketika semesta merestui pertemuan kita.

...

Dear, Blue..

sampai jumpa..