Wednesday, September 26, 2012

,

2010

Apakah kamu punya mimpi? Atau kah memang pemimpi sejati?

Ya, dulu aku adalah pemimpi. Semuanya aku mimpikan diam-diam. Tidak sedikit mimpiku tercapai, tidak sedikit pula terbang entah kemana. Bahkan lupa sama sekali karena mimpiku yang bertambah banyak.

Ya, dulu adalah pemimpi. Setidaknya sebelum semuanya terasa hanya mimpi.
Wajarkah jika seorang gadis sepertiku memimpikan seseorang yang benar-benar menjadikanku istimewa untuknya. Meskipun aku adalah seorang gadis yang terkesan hanya tertarik dengan sesuatu berbentuk huruf atau angka. Begitu kata mereka.

Sedikit pun aku tak pernah menampakkan, aku pernah bermimpi tentang itu. Aku, seorang gadis yang mendapatkan julukan cewek cuek, memang sulit untuk bercerita, meskipun mimpi-mimpi selalu menari-nari, apalagi bercerita tentang mimpi itu. Tapi apa yang bisa aku lakukan, mimpi itu tiba-tiba menyusup ke dalam hati, lalu tertanam dalam otak.
Untukku, mimpi haruslah terwujud. Lebih baik tidak memimpikan, dari pada tidak mewujudkan. Tapi aku sulit mengenyahkan perasaan itu, mimpi itu semakin menguasai. Benarkah itu mimpi?
__

Aku, adalah seorang gadis berumur 14 tahun yang tidak mengerti tentang apa itu cinta. Cinta, rasanya terlalu dangkal jika diartikan sebagai sebuah rasa yang melonjak-lonjak ketika sesuatu yang kita rasa kita cintai berada disamping kita, memberikan perhatian dan memberikan kata-kata yang manis.

Tapi itulah cinta yang sering aku saksikan, seperti tontonan yang menyedot perhatian. Dan kenapa pada akhirnya akhirnya aku pun tertarik padanya?
Ahh, cinta sampai aku menapakan kaki di wilayahmu, aku belum benar-benar mengenalmu.

Cinta membuat ku memimpikan sesuatu yang rasanya mulai kabur, aku melambung, tapi tak menapakkan kakiku. Aku takut, takut terlalu tinggi, tapi aku tak bisa menahan lambungannya.
__

2011
Beberapa kali aku mencoba mengenalmu, tapi mengapa cinta begitu sulit untuk dipahami?
Mengapa aku harus berlari, lalu dipaksa terhenti?
Apakah aku salah arah? Apa jalanku salah mengenalimu?

Karena lambungannya yang sangat tinggi, maka ketika terjatuh aku terperosok dalam.
Meskipun aku rasa aku tak mengenali diriku lagi. Aku mencoba untuk kembali memanjat, memanjat mencari permukaan untuk berpijak.

Aku banyak melupakan mimpi, bukan hanya mimpi tentangmu. Rasanya harapan bukan lagi kawanku.

Tidak, aku tak ingin bermimpi lagi, apalagi tentangmu.
Begitu hebatkah kekacauan karena cinta?
Bukan, bukan, mungkin aku belum mengenal cinta.
__

2012
Bukan tidak pernah mimpi itu memaksa kembali menyusup. Tapi tidak. Aku tau, aku tau kamu hanya ingin menghancurkan lagi benteng-benteng pertahananku. Aku tak ingin lagi terjebam, aku tak ingin lagi menginjakkan kakiku di wilayahmu.

Kamu tiba-tiba datang, sampai aku tak sadar aku telah memasuki wilayah yang berbeda.

Kamu bertanya tentang mimpi. Tidak aku tak ingin membicarakannya. Meskipun tak terasa aku mulai membicarakannya.

Kamu bertanya tentang cinta dan harapan, bahkan lebih jauh dari itu. Tidak aku tak ingin membicarakannya. Meskipun tak terasa akulah yang mulai sering membicarakannya.

Kamu kenalkan sesuatu yang berbeda, meskipun aku tau cinta mana pun tak akan pernah sempurna.

Selalu ada cerita yang membuatnya lebih berwarna.

Aku hanya ingin mulai bermimpi (lagi).
,

"Kamu apa kabar?" [Masih suka kangen aku nggak?]



Mencintai itu memiliki, teori saya. Pilihannya cuma dua; tetep usaha atau putus aja.

Tapi, kalau harus sayang dan cinta sama seseorang yang gak bisa jadi pasangan, mendingan saya sih enggak aja. Serius, rasanya gak enak. Kebayang dia ama orang lain yang bikin dia lebih bahagia tapi ama saya dia gak bisa bahagia. Sakit gak tuh?

Saya egois. Tapi, ini pilihan saya. Daripada sakit mikirin dia yang gak bisa sama kita, mending enggak mikirin sekalian deh.

Caranya?

Nangis aja sampe pegel, lama-lama juga bakal bosen. Setelah itu, move on deh.

[Gila, gampang bener ngomongnya, susah prakteknya]



Ini pilihan saya, kalo kamu milih yang mana?