Sunday, November 4, 2012

,
Bagaimana perjalananmu? Kalau ada kata yang bisa menggambarkan perasaanku selain kata ' Rindu ' , aku akan dengan senang hati mengatakannya.

Seperti sudah lama aku berpisah denganmu, entah sejak kapan dimulai. Tapi kekosongan ini memang sudah aku ramalkan sebelumnya, jauh sebelum kamu benar-benar pergi. Aku lupa terakhir kali menyapamu dengan kalimat apa, oh...sepertinya ucapan permintaan maaf dan terima kasih.

Bagaimana dengan langit kita? Apakah masih sama warnanya? Atau malah kebalikannya? Senjamu indah seperti semua senjaku, kah?

Bagaimana dengan bumi yang kita pijak? Tanahnya sama seperti yang sedang kutatap, bukan? Grafitasinya bersumber dari satu titik, bukan?

Aku memang tak pernah jauh darimu, selama bulatan bumi belum membelah diri, aku masih tetap ada di dekatmu.
Bagaimana dengan hati? Dengan ruang yang sudah mulai terisi? Dengan masa lalu yang ditarik kembali? Dengan kesempatan yang tidak akan pernah kumiliki?

Jarak tubuh kita ternyata masih belum seberapa dibandingkan dengan jarak gumpalan kecil bernama ' Hati ' .



Source: Metamorfosa

Saturday, November 3, 2012

,
Ada sakit yang enggan kutuliskan, tentangmu, tentang kalimat-kalimat yang sudah menghilang dari pandanganku.
Ada rindu yang meregang, kala namamu melintas sesaat hingga membuatku beku sejenak.
Ada kehilangan yang kembali kurasakan, saat kesadaran membisikkan nama seseorang setelah senyummu membayang.
Juga ada keinginan untuk memilikimu, mencari kesempatan yang tak pernah kupunya, menelisik perlahan ke ruang paling dalam hatimu.
Aku sudah lupa, tadinya. Tentang patah hati, tentang masa lalumu, tentang jarak, tentang perkenalan, tentang semuanya. Tapi alam memberiku jalan untuk mengingatmu, hanya mengingat, tidak lebih.
Mengenai tawa yang pernah mengisi kita, mengenai rasa malu yang kita buang entah seberapa jauhnya, mengenai kampung halaman yang terus kita rindu.

Pernah, hanya pernah. Masih? Entahlah.

Tak bisakah alam seadil neraca? Memberi jalan untuk mengingat semua sekaligus membocorkan rahasia untuk menemukanmu, mengabarkan keberadaanmu sekaligus membawaku ke hadapanmu, mengingatkan luka lalu membuatmu menjadi milikku?

Pernah, masih atau sudah tidakpun harusnya bukan masalah. Toh, kita hanya pernah.
,
Ada hal-hal yang tak perlu ditampakkan wujudnya; kelemahan, rasa sakit, kemarahan, kesedihan...

Ada rapuh yang sudah sekuat hati disembunyikan, dipendam, disamarkan dengan wajah dan tingkah seperti orang paling kuat. Namun, ada titik paling rawan untuk bisa melihat kalau semua penampakan tentang keteguhan hanyalah pura-pura.

Aku merasakannya. Kerapuhan yang dimiliki dan disembunyikan dengan keyakinan bahwa 'Hei, gue kuat. Ini cuma hal kecil.' Setiap orang mungkin pernah mempunyai keyakinan itu, dan beberapa orang di antaranya pernah gugur setelah sekian lama meyakininya.

Aku sudah runtuh beberapa kali, kerapuhan yang ditutupi, kemarahan yang pelan ditiup agar mati...nyatanya hanya terakumulasi. Terkumpul, dan bersiap memuntahkan semuanya di satu waktu.

Tapi aku sudah sekuat tenaga berusaha menahannya, mengabaikan semua amarah, menguatkan diri dan tersenyum seperti biasa. Bukan kerapuhan yang ingin aku tunjukkan, bukan pula kemarahan. Bukan.
Jadi maaf jika sudah terlanjur melihatnya, juga jika tak sengaja merasakan getahnya.

Ada sesal, ada rasa terpuruk mengingat kekalahan. Aku dikalahkan amarah, aku tak bisa memenangkan keyakinan kalau aku kuat. Kali ini aku mengaku, aku rapuh.

Ada rahasia yang tanpa sengaja dibuka dengan siratan; 
Ketidakmampuan, kegagalan, letih berkepanjangan, usaha yang belum juga mendapat titik terang. Lalu, sesekali akan ditampakkan dengan sengaja; dengan air mata, dengan kata 'Menyerah,' dengan menyendiri.

Ada sebab, ada akibat, ada masalah, ada putus asa, dan ada jalan keluar. Ada amarah, ada kekecewaan, ada kekalahan, ada keinginan untuk mundur, dan akan selalu ada kesempatan untuk berperang. Maju. Lalu berusaha lagi.

Akan selalu ada jeda di setiap langkah yang diambil; untuk sejenak bernapas, untuk sesaat memikirkan jejak yang sudah dibuat, dan untuk melanjutkannya.

Pasti ada keraguan dan segalanya yang sudah kutulis di atas, tapi akan terselip sedikit keyakinan. Pasti. Dan masih kuyakini hingga detik ini.