Saturday, November 3, 2012

Rapuh.

Ada hal-hal yang tak perlu ditampakkan wujudnya; kelemahan, rasa sakit, kemarahan, kesedihan...

Ada rapuh yang sudah sekuat hati disembunyikan, dipendam, disamarkan dengan wajah dan tingkah seperti orang paling kuat. Namun, ada titik paling rawan untuk bisa melihat kalau semua penampakan tentang keteguhan hanyalah pura-pura.

Aku merasakannya. Kerapuhan yang dimiliki dan disembunyikan dengan keyakinan bahwa 'Hei, gue kuat. Ini cuma hal kecil.' Setiap orang mungkin pernah mempunyai keyakinan itu, dan beberapa orang di antaranya pernah gugur setelah sekian lama meyakininya.

Aku sudah runtuh beberapa kali, kerapuhan yang ditutupi, kemarahan yang pelan ditiup agar mati...nyatanya hanya terakumulasi. Terkumpul, dan bersiap memuntahkan semuanya di satu waktu.

Tapi aku sudah sekuat tenaga berusaha menahannya, mengabaikan semua amarah, menguatkan diri dan tersenyum seperti biasa. Bukan kerapuhan yang ingin aku tunjukkan, bukan pula kemarahan. Bukan.
Jadi maaf jika sudah terlanjur melihatnya, juga jika tak sengaja merasakan getahnya.

Ada sesal, ada rasa terpuruk mengingat kekalahan. Aku dikalahkan amarah, aku tak bisa memenangkan keyakinan kalau aku kuat. Kali ini aku mengaku, aku rapuh.

Ada rahasia yang tanpa sengaja dibuka dengan siratan; 
Ketidakmampuan, kegagalan, letih berkepanjangan, usaha yang belum juga mendapat titik terang. Lalu, sesekali akan ditampakkan dengan sengaja; dengan air mata, dengan kata 'Menyerah,' dengan menyendiri.

Ada sebab, ada akibat, ada masalah, ada putus asa, dan ada jalan keluar. Ada amarah, ada kekecewaan, ada kekalahan, ada keinginan untuk mundur, dan akan selalu ada kesempatan untuk berperang. Maju. Lalu berusaha lagi.

Akan selalu ada jeda di setiap langkah yang diambil; untuk sejenak bernapas, untuk sesaat memikirkan jejak yang sudah dibuat, dan untuk melanjutkannya.

Pasti ada keraguan dan segalanya yang sudah kutulis di atas, tapi akan terselip sedikit keyakinan. Pasti. Dan masih kuyakini hingga detik ini.

No comments:

Post a Comment