Monday, December 17, 2012

Iseng.

Pagi tadi aku terbangun dengan wajah sumringah. Ah, mimpi apa aku semalam. Yang aku ingat, aku hanya  (sempat) memikirkan apa yang terjadi sama kamu setelah jauh dariku. Sepertinya kamu tak pernah lagi memunculkan namamu di layar handphoneku. Kamu tau, rindu macam apa yang sedang aku candu ini? Aku kecanduan, B! Aku kecanduan. Karna kamu. Kamu narkobaku! The sweetest drugs that I have ever.

Kamu apa kabar? Klasik. Tapi aku suka. Berulang kali kalimat itu yang pertama muncul dalam pikiranku ketika memikirkanmu. Kamu tau, aku sedang apa sekarang? Aku sedang belajar, B! Iya, belajar dari kesalahan. Kesalahan masa lalu yang pernah aku lakuin ke kamu dan mereka. Aku mencoba menjadi yang lebih baik. Seperti kata kamu. Aku harus bisa memperbaikinya dan menerima setiap resiko dari apa yang udah aku lakuin. Tapi nyatanya, nggak ada timbal balik dari yang aku lakuin, B. Kenapa ya? Apa Tuhan nggak mau maafin aku? Sebegitu parahkan kesalahanku? Aku hanya mencoba mencari yang terbaik. Walaupun aku tau, cara yang aku gunakan salah. Salah fatal. Jujur, aku tak pernah menyesal telah melakukannya. Karna dari kesalahan itu, aku bisa kenal kamu. :) My (lovely) kebeb. =))

Aku bisa deket sama kamu. Aku bisa tau, kalau di belantara Depok sana, ada seorang cowok yang kurus kerempeng kayak kamu! Hehe Ada seorang cowok yang bisa buat dunia aku jungkir balik. Ada seorang cowok yang bersedia menyanyikan beberapa lagu dengan gitar kesayangannya untukku. Yang selalu berbagi cerita padaku tentang apapun. Yang selalu menceritakan tentang dirinya, tanpa aku harus bertanya terlebih dahulu. Ah, banyak bek. Aku tak mampu menuliskannya satu persatu di blog ini tentang efeknya kamu hadir di hidupku. Jari-jariku lelah, bek. Lelah mengetik, menghapus, mengetik dan menghapusnya lagi setiap kali ingin mengirimkan sesuatu untukmu walaupun hanya sekedar say "Hey, bek!". Susah rasanya, bek. Ada jarak di antara kita. Jarak ini bukan tentang tempat. Tapi tentang rasa. Aku untukmu. Kamu untuknya.

Kamu tau nggak, bek? Aku udah berusaha sekuat mungkin untuk nggak memikirkan kamu. Men-stalk social media yang kamu punya. Untuk yang kedua itu, aku berhasil, bek. Aku berhasil. Tapi untuk yang pertama rasanya sulit. Mungkin bisa, tapi pasti akan lama. Rasanya seperti cabut rumput Taman Menteng sendirian. Iya, mungkin bisa. Tapi akan lama. Kamu tau? Kamu itu kayak maicih level 10! Udah tau pedes, tapi tetep aja dimakan sampai habis. Analogi yang masuk akal bukan? :')

Udahlah, bek. Aku capek. Kangenku selalu aja nggak terbalaskan. HAHAHAHAHAMIRISHAHAHA









NB: Aku menuliskan ini di tengah kuliah Fisika Dasar. Di saat konsentrasiku pecah karna kamu. :) Makasih ya :)

No comments:

Post a Comment