,
"Kadang aku berpikir, ke mana perginya 'selamat pagi' dan 'selamat malam' yang dulu sering kau ucapkan?" ~Fiersa Besari
Tanpa sengaja membaca tulisan tersebut di linimasa dalam dunia twitter yang di retweet oleh salah satu teman. Dan aku terdiam sejenak membacanya.
Tidak.. tentu tidak.. Tidak sambil menangis kok membacanya. Sungguh.
Hanya saja... Aku mengingatnya (kembali). Ya, aku mengingatnya. Rangkaian kata yang pernah kamu tujukan padaku saat itu. Beberapa bulan yang lalu. Tidak.. tentu tidak.. Aku tak ingin membahasnya di sini.
Hanya saja... Ketika aku mengingatnya, lututku gemetar tanpa henti. Jantungku berdetak lebih cepat. Mulutku terus saja berucap tanpa henti "sial! Sial! Siaaaaaaal!!! Kenapa harus terjadi lagi?!"
Kamu.. Orang yang aku yakini menjadi masa depanku, justru hanya menjadi serpihan dari masa laluku. Masa lalu yang dipaksakan untuk kulupakan secepatnya. Karna aku tidak ingin terus-terusan menjadi orang bodoh di hadapan sesuatu yang orang sebut "Cinta".
The more I grow into the people around me, the more I feel isolated because then second by second I realise that I'm different and all I want is to be me but that can't happen right? Nothing good ever happens to me at least not lately.
I lost them of all time, I lost people who I thought would be great to keep but they all go as time passes and I can't seem to grow into what is reality now. I don't understand the people around me or what my surrounding has turned me into. I just don't.
SS.